KHASIAT DAN MANFAAT TANAMAN DAUN SUJI SEBAGAI OBAT TRADISIONAL UNTUK KESEHATAN TUBUH MANUSIA. Daun Suji (Dracaena angustifolia Roxb) sering disebut Daun Kayu Sugih atau daun pandan wangi. Biasanya daun Suji ini digunakan sebagai pewangi/pengharum dan pewarna masakan alami. Daunya yang mengeluarkan getah berwarna hijau jika dicampur dengan air. Daun ini lebih sering dijadikan sebagai pewarna masakan alami, yang digunakan sebagai pewarna alami masakan ringan, Cendol, Kue Basah, Dawet Ayu dan masakan tradisional lainya.
Sebenarnya daun suji ini, banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Habitat daun suji yang berada dalam tempat yang mempunyai kelembaban tinggi dengan intensitas cahaya matahari yang sedang dan sangat cocok hidup di taman dan tanah belakang rumah. Cara mengembangkannya cukup dengan okulasi, selain akan menghasilkan bibit yang baik juga gampang cara pembibitnaya.
Untuk menghasilkan kualitas daun suji yang baik, sebaiknya penyiraman secara rutin dan perawatan dengan penambahan pupuk organik sangatlah disarankan.
PENGERTIAN TANAMAN DAUN SUJI
Suji (Dracaena angustifolia Roxb) merupakan jenis tanaman perdu tegak atau pohon kecil dengan tinggi 6 - 8 m, sering bercabang banyak; daun memita-melanset, menyempit di bawah dasar pelepah, sangat meruncing; Pembungaan malai, bercabang, panjang lebih dari 75 cm; bunga kekuning-kuningan - putih. Buah membulat dengan 3 cuping, diameter 1,5-2,5 cm, jingga terang, 1-3 biji.
Suji tumbuh tersebar dari India, Birma (Myanmar), Indo-Cina, Cina pecahan selatan, Thailand, Jawa, Filipina, Sulawesi, Maluku, New Guinea dan Australia pecahan utara. Suji tumbuh subur hingga ketinggian 1000 m dpl., dan menyukai tempat pegunungan atau bersahabat pedoman air (sumur, sungai kecil). Tanaman ini sudah banyak ditanam di pekarangan rumah penduduk dengan potongan rimpangnya atau ditanam sebagai pagar hidup, namun belum ditanam dalam skala besar atau perkebunan.
Deskripsi Lengkap dari Tanaman Daun Suji yaitu Sebagai Berikut :Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Dracaena
Jenis : Dracaena angustifolia
Nama umum/dagang : Suji
Nama daerah
Jawa : Suji (Sunda), Sujen (Jawa)
Sulawesi : Tawaang Im Bolai (Minahasa)
Maluku : Pendusta utan (Ambon), Ngose kolotidi (Temale)
Deskripsi :
Habitus : Perdu, tinggi 6-8 m
Batang : Tegak, berkayu, beralur melintang, putih kotor
Daun : Tunggal.berseling, lanset.ujung meruncing, pangkal memeluk batang, tepi rata, panjang 16-20 cm, lebar 3-4 cm, pertulangan sejajar, hijau tua.
Bunga : Majemuk, di ujung cabang, bentuk tandan, putih keunguan.
Buah : Bulat, diameter ± 1 cm, hijau.
Biji : Bulat, putih bening.
Akar : Tunggang, putih kotor.
Sinonim : Pleomele angustifolia N.E. Brown
MANFAAT TANAMAN SUJI :
Daun suji (Pleomale angustifolia) banyak digunakan sebagai materi pewarna hijau pada makanan, kue-kue tradisional dan minuman menyerupai untuk pewarna hijau pada es cendol. Selain memperlihatkan pewarna hijau, daun suji juga memperlihatkan aroma harum yang khas. Selain berfungsi sebagai materi pewarna daun suji juga mempunyai beberapa khasiat sebagai obat. Buah untuk mengobati orang yang kurang nafsu makannya. Selain itu buah dari daun suji berguna untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Penggunaanya dengan cara pribadi memakan buah tersebut. Sedangkan pada daunnya berguna untuk mengobati kepala yang sedang khas.
Di Maluku, dekoksi dari akar tanaman suji digunakan untuk mengatasi gonorhoe, daunnya digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi beri-beri dan getah daun digunakan untuk menebalkan rambut. Daunnya juga digunakan untuk mewarnai minyak sayur dan menghijaukan masakan serta getah daunnya digunakan sebagai zat warna untuk mengecat. pucuk yang direbus dari tanaman Dracaena angustifolia dimakan sebagai sayuran. Tanaman ini populer sebagai tanaman hias dan sebagai tanaman pagar.
Daun Dracaena angustifolia juga berguna sebagai obat beri-beri dan akarnya sebagai obat kencing nanah. Untuk obat beri-beri digunakan + 20 gram daun segar Dragaena angustifolia, dicuci, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, sehabis hambar disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
KANDUNGAN KIMIA DAUN SUJI : Daun Suji secara tradisional digunakan sebagai pewarna hijau dalam makanan, namun dengan berkembangnya jaman dan minat masyarakat pada zat warna yang berasal dari alam maka daun Suji juga dikembangkan sebagai pewarna tekstil (batik), yang berperan sebagai pewarna hijau yaitu klorofil a dan b. Klorofil a termasuk dalam pigmen yang disebut porfirin; hemoglobin juga termasuk di dalamnya. Klorofil a mengandung atom Mg yang diikat dengan N dari 2 cincin pirol dengan ikatan kovalen serta oleh dua atom N dari dua cincin pirol lain melalui ikatan koordinat; yaitu N dari pirol yang menyumbangkan pasangan elektronnya pada Mg (pada gambar dinyatakan dengan garis putus-putus). Dalam proses pengolahan pangan, perubahan yang paling umum terjadi ialah penggantian atom magnesium dengan atom hidrogen yang membentuk feofitin ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi coklat olive yang suram. Klorofil bersifat peka terhadap cahaya, suhu dan oksigen.
A. Kelarutan
Klorofil alami bersifat lipofilik (larut lemak) sebab keberadaan gugus fitolnya. Hidrolisis dengan asam atau klorofilase terhadap gugus tersebut akan mengubahnya menjadi turunan klorofil yang larut air (hidrofilik), antara lain klorofilid dan klorofilin. Secara in vitro, perembesan klorofilin 6-9 kali lebih besar dibanding klorofil alami. Penelitian mengenai stabilitas serbuk daun Suji dalam banyak sekali konsentrasi pelarut etanol (0%, 9.6%, 19.6%, 28.8%), memperlihatkan bahwa konsentrasi 0% etanol dalam air yaitu yang paling stabil. Sebab mengandung 2.90% klorofil total (klorofil kompleks). Telah dibandingkan efektivitas pengekstraksian zat warna alami dari daun suji (Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E.Brown) memakai banyak sekali pelarut ekstraksi. Simplisia diekstraksi secara maserasi memakai empat pelarut (n-heksan, aseton 80 %, etanol 95 % dan metanol). Rendemen ekstraksi terbesar 27,4 % yang dihitung menurut ekstrak kering yang diperoleh terhadap simplisia kering diperoleh dari pelarut aseton 80 %. Pada keempat ekstrak tersebut mengandung klorofil dan klorofil terbanyak diperoleh dari pelarut aseton 80 % menurut serapannya.
B. Suhu dan pH Stabilitas serbuk terhadap suhu dan pH memperlihatkan bahwa warna masih stabil dalam suhu 100°C, pada pH 8.0 lebih stabil daripada range pH 3.0-5.0 dan pH 11.0-12.0. Sebab pada suasana asam, atom Mg akan diganti dengan atom H sehingga terbentuk senyawa yang disebut Feofitin yang berwarna kecoklatan. Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan terbukti bahwa jika air rebusan yang mengandung klorofil dengan pH 10 pada suhu 24°C hingga 95°C kandungan klorofil mengalami penurunan sekitar 40,47 %, pH 11 pada suhu 24 °C hingga 95 °C mengalami penurunan klorofil 46, 47% dan pH 12 pada suhu 24°C samapai 95°C mengalami penurunan 39,04 %. Sedangkan tanpa memakai kapur sirih kandungan klorofil mengalami penurunan sekitar 21,99 %, namun yang menarik di sini yaitu warna hijau yang memakai kapur sirih cenderung lebih stabil bahkan hingga suhu 95 °C, ini menerangkan bahwa kandungan kalsium yang dimiliki kapur sirih bisa mempertahankan klorofil supaya tidak terbentuk feofitin. ekstrak daun suji (Pleomele angustifolia) digunakan sebagai pewarna alami tanpa menyebabkan residu. Tetapi klorofil daun suji bersifat tidak stabil, untuk mengatasinya perlu digunakan jenis materi penstabil klorofil yang cocok yaitu asam sitrat dan soda kue. Proses lain menyerupai blanching juga perlu diterapkan dalam ekstraksi sebab dengan adanya blanching akan menghambat kerja dari enzim klorofilase sehingga tidak terjadi degradasi warna. Kadar total klorofil dan kapasitas antioksidan ekstrak suji menurun selama penyimpanan selama 1 bulan pada suhu refrigerasi.
C. Fotooksidasi Semakin usang waktu penyinaran, maka absorbansi pigmen menjadi semakin rendah. Pencampuran kurkumin dengan klorofil sanggup meningkatkan kestabilan klorofil a maupun klorofil b terhadap fotooksidasi. Penambahan antioksidan asam askorbat 0.1% (b/v) ke dalam ekstrak suji menjadikan menurunkan intensitas warna hijau, namun intensitas warna hijau ekstrak ini lebih stabil selama penyimpanan dibandingkan ekstrak suji tanpa penambahan asam askorbat. Kadar total klorofil juga memperlihatkan contoh yang sama, sehingga diduga penambahan asam askorbat sanggup membantu mempertahankan kestabilan klorofil ekstrak suji dalam perlakuan penyimpanan yang diberikan. DEGRADASI KLOROFIL.
KHASIAT DAUN SUJI UNTUK OBAT TRADISIONAL BAGI KESEHATAN :
Selain itu bekerjsama daun suji ini sanggup pula digunakan sebagai obat tradisional sebab adanya getah yang tergandung didalamnya, sehingga bisa untuk mengobati penyakit disentri, beri–beri, kencing nanah, dan nyeri haid.
Zat kimia yang terkandung dalam daun suji diantaranya saponin dan flavonoid sebab daun yang berwarna hijau dengan rasa pahit, hambar dan baunya yang khas harum suji. Adapun cara pengolahan sebagai obatnya sebagai berikut :
Obat Penyakit Disentri dan Beri-beri Tradisional
Cara Pembuatan, ambil daun suji yang masih segar secukupnya. Cuci higienis dan tiriskan, siapkan air dalam tempat dan rebus daun tersebut. Setelah air mendidih dan menjadi setengah bagian, saring dan dinginkan kemudian siap dinikmati. Untuk ukurannya, bagi penderita Disentri dan beri-beri cukup meminumnya sebanyak satu gelas perhari.
Obat Penyakit Kencing Nanah Tradisional
cara pembuatan sama menyerupai halnya dalam penyakit Disentri dan Beri-beri, yaitu daun suji direbus hingga menyisakan air setengah bagian. Perbedaan dalam penyajian, dalam penyakit kencing abses cukup mengkonsumsi dua kali sehari setengah gelas.
Obat Bila nyeri dikala Haid Tradisional
Proses pengolahan daun suji ini masih sama dengan cara diatas, perbedaan hanya dalam hal cara mengkonsumsinya yang hanya satu gelas per hari.
CIRI DAN KEGUNAAN DAUN SUJI LAINNYA :
- Daun ini tergolong dalam daun pandan tetapi aromanya tidak terlalu wangi, dan banyak orang menyebutnya dengan pandan Betawi.
- Umumnya daun suji digunakan sebagai materi pewarna hijau alami untuk kue.
- Cara Membuatnya cukup mudah, daun suji bisa dicampurdengan sedikit daun pandan wangi,
- Lalu ditumbuk hingga halus dan tambahkan sedikit air matang, kemudian peras dan saring.
Demikianlah artikel lengkap ihwal tanaman Daun Suji yang ternyata bukan saja sebagai pewarna masakan alami saja akan tetapi bisa juga dimanfaatkan dan berguna sebagai Obat Tradisional Herbal untuk kesehatan manusia.